Badak Jawa: Sang Purba dari Ujung Kulon


Badak Jawa yang mempunyai nama latin (Rhinoceros sondaicus sondaicus) adalah mamalia paling langka dari muka bumi sekarang ini. 
Populasi badak Jawa ada di Taman Nasional Ujung Kulon, Jawa Barat. Diprediksikan jumlah badak Jawa sekarang ini cuma sekitar 40 – 50 ekor. 
Spesies ini dipastikan benar-benar gawat (critically endangered) habitatnya oleh IUCN (International Union for Conservation of Nature and Alamiah Sumber). 

Sebetulnya populasi badak Jawa menyebar di sejumlah daerah asia tenggara terutamanya Vietnam. Namun sebagian besar telah musnah. WWF (World Wide Foundation) lakukan survey di Cat Tien National Park, serta mengaitkan jika badak Jawa di Vietnam sudah musnah. Jadi, badak Jawa di Indonesia jadi satu – satunya spesies badak Jawa yang masih tetap ada. 
Posisi badak Jawa jadi dilindungi semenjak tahun 1909 (Staatsblaad No. 497 Tahun 1909). 
Sebab masih ramainya pemburuan liar, penegasan perlindungan dilaksanakan di tahun 1931. 
Tahun bertukar tahun pemburuan masih berlangsung. Walau usaha membuat perlindungan telah dilaksanakan oleh faksi taman nasional. Paling akhir diketahui di tahun 1988, dimana tertangkap seorang aktor yang akan jual cula hasil buruannya.

Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus sondaicus) 
Ciri – ciri Fisik Badak Jawa
Badak Jawa mempunyai persamaan dengan badak india. 
Namun badak Jawa mempunyai ukuran semakin kecil. Berat tubuh sekitar 900 – 2.300 kg, serta panjang tubuh seputar 2 – 4 mtr., dan mempunyai tinggi 1,4 – 1,7 mtr.. 
Warna kulit badak Jawa condong abu – abu dengan struktur kulit berupa tidak rata yang mempunyai ketebalan 25 – 30 mm. 

Seperti juga saudaranya badak india, badak Jawa mempunyai satu cula. Cula yang dipunyai badak Jawa dapat capai panjang sampai 48 cm (Hoogerwerf, 1970).
Sejumlah besar pandangan badak tidak tajam, begitupun dengan badak Jawa. Tetapi badak Jawa mempunyai pendengaran serta penciuman tajam. Hingga bisa ketahui ada bahaya dari jarak jauh. 
Babak dewasa untuk badak jantan baru terwujud sesudah umur 10 tahun. Tidak sama dengan badak jantan, badak betina capai babak dewasa pada umur 5 – 7 tahun dengan waktu memiliki kandungan seputar 15 – 16 bulan.

Badak jawa 
Riwayat Badak Jawa

Bukan tanpa ada fakta badak adalah hewan purbakala. Badak kali pertamanya terpisah dari Perissodactyl yang lain pada saat Eosen awal. 
Perissodactyl adalah mamalia yang mempunyai kuku sejumlah ganjil. 
Sedang waktu Eosen awal adalah waktu diawalinya mamalia kekinian (baru). Waktu Eosen berjalan 55,8 ± 0,2 sampai 33,9 ± 0,1 juta tahun kemarin. Pada saat ini diprediksikan berlangsung sesudah ada asteroid yang menerpa bumi. 

Keluarga yang masih tetap ada, Rhinocerotidae, diprediksikan ada pada awal Eosen akhir di Eurasia. 
Sedang leluhur badak kekinian pertama-tama ada dari Asia diawalnya Miosen. Genus Rhinoceros yang pertama-tama tampil di Asia seputar 1,6 juta – 3,3 juta tahun kemarin. 
Genus Rhinoceros yang sekarang ini masih ada yaitu badak Jawa serta badak india. 
Beberapa riset mengaitkan jika badak Jawa serta badak india tidak mempunyai jalinan dekat sama spesies badak yang lain.
Mereka semakin dekat sama Gaindetherium atau Punjabitherium yang sudah lama musnah.

Habitat Badak Jawa
Sekarang ini habitat badak Jawa cuma bisa diketemukan di Taman Nasional Ujung Kulon, Jawa Barat. Dulu sebetulnya badak Jawa menyebar nyaris di semua Jawa Barat, Asia tenggara, India, hinga Tiongkok. Tetapi ramainya pemburuan liar, jadikan badak Jawa ini tinggal di Indonesia. 

Paling akhir diketemukan badak Jawa di daerah Vietnam, tetapi tahun 2011, WWF mengatakan jika badak Jawa sudah musnah di negara itu. 

Usaha perlindungan yang ketat ditambah mendapatkan suport dari WWF Indonesia, jadikan perkembangan populasi badak Jawa bertambah di tahun 1967 – 1978. 
Berdasar ukuran daerah jelajah, Taman Nasional Ujung Kulon diprediksikan cuma bisa memuat 50 ekor badak.
Sebab hal itu untuk jaga populasi badak dari intimidasi penyakit, musibah alam beberapa pakar merekomendasikan ada habitat ke-2 buat badak Jawa. 

Tempat yang diprediksikan pas untuk badak Jawa yaitu Taman Nasional Halimun – Salak, rimba Baduy, Cikepuh, serta Cagar Alam Sancang. Perlindungan dilaksanakan kecuali oleh faksi taman nasional, dari WWF Indonesia, Rhino Pantauan and Protection Unit (RMPU), serta patroli pantai.

Postingan populer dari blog ini

The profiles of devastation at the health center were actually terrible also due to the specifications of recent 12 times

Alberta elk Breeders desire district towards OK search Ranches In spite of Illness

Home Ballots towards Eliminate Confederate Sculptures